Minggu, 20 Mei 2012

Pesta Sex Yang Seru

Sekitar 1 pasar yang melalui isteriku, Dayu dan saya diundang berasal ke sebuah beach resort bersama dengan rekan-rekan kerjanya. Isteriku bekerja di disitribusi marketing di sebuah perusahaan mega yang amat berlimpah berhasil beberapa tahun belakangan, dan perihal tersebut berimbas di kesejahteraan karyawannya yang semakin ke atas dan beberapa ekstra juga, keliru satunya merupakan perjalanan ke resort kali ini.

Aku amat berlimpah bergairah bakal pergi, biarpun dia merasa resah bertemu dengan rekan-rekan gawai isteriku. Kantor Dayu bekerja sangatlah berkultur informal, dan kadang Dayu riwayat padaku mengenai segala bujukan dan cubitan yang berlangsung selama pukul kerja. Aku bekerja di sebuah perusahaan hukum, yang amat berlimpah kekhusuhan dan professional, dan bercandai apalagi sama-sama menganggu merupakan perihal yang tidak dapat ditolerir di perusahaan. Dan perihal itu mempengaruhi aksi dan perilakuku di keseharian, saya menjadi seorang yang jelas dan formal. Aku tidak begitu serius dapat berbaur dengan kawan gawai Dayu nanti.

Dayu seorang awak merupakan seorang perempuan periang dan mudah bergaul. Berumur 30 tahun, potongan rambut pandak seleher dan berwajah manis. Dia kira sececah pandak dibawah rata-rata, pahanya langsing yang bermuara di pinggang dengan bokong yang kencang. Sosok mungilnya berhiaskan sepasang buah dada yang layak mega dan bakal tetapi bundar ekspres biarpun minus memakai penyangga bra. Kami berjumpa dibangku khotbah dan menjadi akrab di durasi pendek melalui menikah tidak lamban setelah kami lulus. Dia tidak begitu berpengalaman di perihal seks, biarpun saya bukanlah maskulin mula mula yang berhubungan kelamin dengannya.

Kala yaum perjalanan itu tiba, kami mengenderai mobil mengarah resort tersebut. Dalam perjalanan kesana Dayu menceritakan apabila dia sudah membeli sebuah bikini terkini bakal penghabisan pasar kali ini.

“Mau memperlihatkan badan ke orang-orang, ya?” candaku padanya.
“Mungkin,” jawabnya dengan tersenyum.
“Maksudmu?” tanyaku penasaran. Dayu yang kutahu tidak begitu berkenan mempertontonkan tubuhnya, saya selalu merasa bobot bakal sekedar memaki pakaian renang yang minim.
“Nggak ada, beda apa-apa” Dayu tertawa menggoda suaminya. “Sudah sudah kubilang padamu kan apabila dikantor kita bahagia bercandai dan sama-sama menggoda. Liburan ini absolut tidak tersedia bedanya, hanya ajang dan suasananya yang jarak bakal sececah ganjen didepan para pria.”
“Kamu juga ganjen di hadapan teman-teman priamu?” pertanyaan Wisnu gusar.
“Bukan hanya aku, sayang. Semua kawan wanitaku juga melakukannya kok,” menjawab Dayu menjelaskan. “Cuma sececah genit, menggoda dan bercanda. Kamu tahu, kadang sama-sama bercandai mmm… yeah bercandai kira jorok, kelamin dan juga sececah tontonan.”
“Tunggu, apa?” bunyi Wisnu kira meninggi. “Tontonan? Kamu mempertontonkan tubuhmu ke teman-teman priamu?”
“Oh, sayang, ini beda sungguh-sungguh,” menjawab Dayu. “Cuma menggoda kok. Hanya sececah menyingkap baju, kadang sececah memberi ekstra dengan memperlihatkan dada sebentar.”

Aku terhenyak, isteriku memperlihatkan payudaranya di lelaki lain? Pria beda di kantornya? Ini beda bagai raut badan Dayu yang kukenal selama ini. Hanya seberapa akrab dia dengan kawan gawai prianya? Kepalaku dipenuhi sama pikiran yang berkecamuk tidak karuan senggat akhirnya kami berasal di resort.

Segera kuparkir kendaraan kami. Begitu memasuki lobby dengan bawaan kami, sekelompok anak adam melambai ke jurusan Dayu bakal mendekat. Mereka merupakan beberapa anak adam bermula rekan-rekan kerjanya dan Dayu memperkenalkanku. Alan, Dave, Eddie, Gary merupakan idenditas taman-teman prianya dan yang wanitanya Sasha, Kristin, Melly dan Nina.

Mereka berkata di Dayu apabila segala anak adam mesti bertemu di tengki renang individu dan minum-minum dulu sebelum berikutnya beranjak ke pantai. Kami setuju bakal menyusul mereka secepatnya setelah menaruh bawaan dikamar dan berganti pakaian.

Baru aja mereka beranjak, Alan sudah beraksi dengan mencubit pinggul Dayu yang direk memekik kegelian dan mendorong badan Alan menjauh. Aku amat berlimpah terkejut mendapati perihal tersebut dan nyaris aja jerit marah, tapi mereka segala start tertawa, termasuk Dayu, beres saya akal inilah pemberian bermula kiat mereka sama-sama menggoda dan bercanda. Aku tidak bakal dianggap seorang yang ortodoks dan tidak dapat berbaur di 5 menit mula mula kehadiranku, beres saya hanya bungkam aja membiarkan.

Kami mengarah ke kabin kami dan start berganti pakaian dengan pakaian renang. Dayu bersetuju ke kabin bersiram bakal berganti pakaian dan kamar mungil hari beranjak dengan sebuah tuala menutup tubuhnya. Aku kepingin melihat apa yang dipakainya dibalik tuala tersebut, tapi dia direk memotongku sebelum sanggup berkata sepatah istilah “Ayo, kita turun!”

Kuraih sebuah bacaan dan berjalan mengikutinya mengarah tengki renang. Kantor Dayu absolut sudah menyewa seantero tengki tersebut, akibat tersedia logo perusahaan di segala tuala dan di tulisan aman datang. Ada sekitar 5 puluhan anak adam di wilayah kola mini. Kebanyakan bermula mereka merupakan pria, dan yang membuatku kecewa, kebanyakan bermula mereka terlihat belia dan menarik. Para wanitanya juga tidak tersedia yang mengecewakan. Kebanyakan mereka hanya berbikini mungil memperlihatkan keindahan badan belia mereka.

Baru aja saya bakal bertanya dimanakah teman-temannya yang tadi, detak kulihat isteriku berulang membuka tuala penutup tubuhnya. Apa yang terpampang dihadapanku amat berlimpah membuatku terpaku, dibalik tuala tersebut dia memakai sebuah bikini corak ahmar lanjut usia dan… amat berlimpah minim. Bagian atasnya hanya menutup pemberian hadapan bermula payudaranya, dan rami penahannya yang terkalung dileher jenjangnya terlihat seakan tersedia bakal dilepas. Sedangkan disitribusi mungil nyaris menyerupai thong, memperlihatkan keindahan pukang dan bongkahan pantatnya. Dia terlihat begitu menawan.

Tak heran dia menutupinya dengan tuala detak dikamar tadi, pikirku. Dia tahu apabila saya absolut bakal meributkan apa yang dipakainya. Baru aja saya bakal berkomentar bakal tetapi terpotong sama sebuah teriakan bermula seberang kolam, “Hey, amat amati Dayu!”

Dan direk disusul sama bising mungil bunyi yang diiringi siulan bandel bermula para lelaki di wilayah tengki tersebut. Dayu hanya tertawa riang melalui melakukan sebuah pose, memperlihatkan perutnya yang papar dan kemulusan pahanya seraya mengoleskan sun-block ke tubuhnya. Dia menoleh ke arahku dan berkata, “Lihat kan? Hanya menggoda saja!”

Aku hanya mengangguk dan terdiam. Aku harapdia berujar sesuatu mengenai bagaimana terbukanya pakaian renang yang dia memakai ini tapi itu beda sesuatu yang mesti dipermasalahkan, ini konstan hanya sebuah bikini. Jika para lelaki kepingin memandangi badan isteriku, apa salahnya dengan itu? Bahkan saya dapat merasa mega hati bakal perihal tersebut.

Aku roboh di atas bangku enggan bekerja dan start membuka bacaan yang kubawa sedangkan Dayu berjalan menghampiri teman-temannya. Aku berencana menghabiskan durasi dengan membaca, bakal tetapi mataku lantas melayang ke jurusan dimana isteriku berada. Setiap kali saya melihat Dayu, dia pusat asik bercandai dengan kawan prianya. Akhirnya kuputuskan bakal berhenti membaca, dan hanya memperhatikan setiap tingkah lakunya seraya lantas pura-pura membaca bukuku.

Di keliru 1 penjuru tengki tersebut tersedia kafe yang menyuguhkan beragam bagai minuman dan sudah berulang kali saya kesana bakal sebotol bir dingin. Kelihatannya minumannya sudah dipersiapkan di besaran dan corak yang berlimpah bakal membuat perjamian ini berjalan meriah. Kuamati Dayu sudah berulang kali beranjak ke sana bakal segelas margaritas dan barangkalitelah berapa berlimpah anak adam yang beranjak mengambilkan minuman untuknya. Namun yang jelas dia semakin bertambah teler seiring berjalannya waktu. Ditambah berulang para lelaki yang mendorongnya dan juga para perempuan lainnya bakal menelan bertambah berlimpah lagi. Pada 1 kesempatan Dave menantang Dayu bakal berlomba menghabiskan minuman di cermin mereka, yang absolut aja dimenangkan Dave dengan mudah, melihat perihal Dayu sudah bertambah bermula sekedar mabuk.

Baru aja saya start balik membaca, Dayu berasal menghampiri. Dia terkini aja beranjak bermula di tengki dan tubuhnya berair kuyup. Dengan tekstil penutup badan yang dia kenakan melekat kencang disetiap cekung tubuhnya, membuat dia semakin terlihat menggoda.
“Hai, sayang,” sapanya. “Sudah bertambah santai?”
“Yeah,” menjawab Wisnu. “Kamu sendiri, dapat bersenang-senang?”
“Oh, ya,” dia tersenyum manja. “Aku sudah kira mabuk.”

Itu terlihat jelas, tapi saya tidak bakal bertambah mendesaknya. Dayu mengeringkan tubuhnya dengan handuknya, melalui melangkah balik ke teman-temannya.

Aku balik di bacaanku, senggat tiba-tiba aja kudengar bunyi jeritan. Dengan kencang saya menoleh ke jurusan bunyi tersebut, jitu disaat kulihat Melly yang pusat menutupi buah dada telanjangnya dengan tangannya. Salah 1 bermula lelaki tersebut menarik terlepas penutup dadanya dan kini pusat berlari dipinggiran tengki dengan menjinjing penutup dada tersebut. Melly mengejarnya, dengan lengan menyilang menutupi dadanya senggat si lelaki berhenti melalui menangkap badan Melly dan menariknya bersamanya menceburkan awak ke di kolam.

Aku tangkap bunyi sebuah bunyi jeritan berulang dan keliru seorang perempuan yang tidak kukenal kini juga tidak berpenutup dada. Alih-alih menutupi payudaranya, kali ini si perempuan hanya membiarkan aja lelaki yang menarik terlepas penutup dadanya itu berlari menjauh dan dia lantas mengobrol dengan temannya seakan tidak terjadi apapun.

Aku memandang sekeliling bakal mencari Dayu. Dia berulang berulang mengobrol dengan seorang lelaki di tengki yang dangkal. Kuperhatikan Alan berulang berenang ke arahnya bermula kamar mungil dan kelihatan jitu dibelakangnya melalui menyentakkan rami penahan penutup dadanya di leher. Penutup dada Dayu tertarik kencang memencet buari bundar lentur tersebut dan tiba-tiba aja payudaranya terayun meloncat terlepas bermula penutupnya. Dia memekik dan tubuhnya mengganti jurusan ke kamar mungil bakal memukul Alan. Alan mengangkat penutup dada tersebut jangkung ke atas, Dayu hanya tertawa solid melalui melompat mencoba merebutnya. Nampak payudaranya terayun seiring tiap lompatannya, puting ahmar mudanya terlihat jelas mencuat solid membuat seantero lelaki dikolam tersebut bersorak riuh.

Dave bergerak ke kamar mungil Dayu melalui menangkap pinggangnya dan mengangkatnya jangkung jangkung supaya dapat meraih penutup dada yang dipegangi Alan. Dayu rampas penutup dada tersebut bermula lengan Alan melalui mengibaskannya di Alan dengan tertawa genit. Dayu start memakai balik penutup dadanya, bakal tetapi berulang tumbang kencang dengan lengan Alan yang menjulur ke arahnya bakal meremas buah dada telanjangnya yang sebelah kiri. Kembali Dayu memekik dan menepis lengan Alan bakal menjauh.

Rupanya para perempuan tidak membiarkan begitu aja dengan perbuatan para lelaki terhadap penutup dada mereka. Beberapa menit setelah Dave membantu Dayu tadi, nampak Melly berjalan mengendap dibelakang Dave yang kini berdiri di hadapan Bar melalui menarik mendarat lancingan renang yang dipakai Dave. Sebuah gagang zakar yang mega menyembul beranjak dan seantero perempuan menjerit bising tidak terkecuali Dayu. Dave hanya tertawa solid dan start mengejar Melly yang berlari mengitari tepian kolam. Dengan berandalan Dave berlari mengejr dan mengibas-ngibaskan gagang penisnya ke jurusan Melly yang berlari, menjerit dan tertawa.

Setelah beberapa menit kemudian, Dayu beranjak bermula tengki renang dan berjalan ke arahku. Sebelum dia sanggup mengucap sepatah kata, saya sudah memberondongnya dengan pertanyaan mengenai apa yang berulang terjadi disana.

“Oh, sayang, beda apa-apa. Mereka hanya bersenang-senang, itu saja,” menjawab Dayu.
“Aku rasa melihatmu bugil dada dan juga menyentuh dadamu beda sekedar bercandai atapun senang-senang!” kataku ketus.
“Sayang, jangan terlalu ortodoks begitu. Lagipula saya sudah memakai penutup dadaku lagi. Lihat para lelaki itu, mereka melepas beberapa penutup dada kawan wanitaku yang lainnya berulang dan pemberian bermula para merka, mereka tidak raih teler bakal memakainya lagi.”

Dia berhasil memojokkanku. Beberapa kawan wanitanya kini sudah mondar-mandir dengan bugil dada, terkadang keliru seorang lelaki bakal mendekat bakal sekedar menyentuh maupun meremas buah dada mereka.

“Lagipula,” Dayu membungkuk dan tiba-tiba memelankan suaranya, “Bukankah ini membuatmu terangsang melihat para lelaki melirikku? Mengintip dadaku dan menyentuhnya sedikit?”

Aku beres terdiam akibat benar itu kenyataannya. Aku merasakan rangsangan setelah melihat para lelaki tersebut menggoda isterinku, bakal tetapi saya juga merasakan cemburu yang amat berlimpah besar.

“Semua hanya menguji bersenang-senang dan tidak tersedia yang dirugikan,” sambung Dayu lagi. “Coba pikirkan aja bagaimana nakalnya isterimu ini, membiarkan para lelaki melihat dadanya dan menyentuhnya.”

Aku menganggukkan kepala alun alun dan dia tersenyum lebar melalui melangkah pergi. Aku merasa mesti mengucapkan sesuatu, bakal tetapi moment tersebut sudah musnah. Lagipula, andaikan para lelaki berlaku bagai itu di segala perempuan di sini, tidak tersedia alasan bagiku bakal merasa marah. Aku menguji berulang bakal pemfokusan di bacaan yang kubawa, bakal tetapi tidak berapa lamban rasa kantuk melanda. Aku raih kacamatku melalui dengan kencang terlelap.

Saat saya terbangun, hawa menjadi amat berlimpah bising di di kolam. Kebanyakan para perempuan yang berada disana sudah tidak memakai penutup dada lagi, termasuk Kristin yang pusat berjalan melalui di hadapan tempatku berada. Kristin berbadan bertambah jangkung dibandingkan Dayu, tapi payudaranya bertambah kecil. Dadanya terekspos bebas, dan penutup dadanya terlihat menggantung dilehernya, barangkali buatan badung beberapa lelaki yang melepaskan pengaitnya.

Aku berulang merasa ngantuk bakal tetapi sudah terjaga, dan dengan cermin alat penglihat yang menutupi mataku terlihat saya berulang tertidur. Aku sapukan pandangan ke seantero wilayah tengki bakal mencari istriku dan kusaksikan hawa sudah semakin memanas, beberapa pasang lelaki perempuan apalagi terlihat sama-sama bercumbu di di tengki renang minus mempedulikan sekeliling lagi.

Akhirnya kutemukan keberadaan Dayu, yang berulang bersimpah dipinggir tengki dengan kakinya bersetuju ke di air. Alan menemaninya di di kolam, lengannya bertumpu di atas pukang Dayu. Keduanya terlihat asik ngobrol dengan durja yang nyaris bersentuhan. Ekspresi durja Dayu terlihat jengah, sedangkan Alan terlihat berulang merajuk mengenai sesuatu. Sebentar-sebentar terdengar bunyi gelak kering terkeping keping bermula congor Dayu, terdengar jelas apabila dia berulang di perihal mabuk.

Beberapa menit berselang, terlihat Dayu mengangkat lengannya dan mengangkat keliru 1 rami penahan penutup dadanya dibahunya kamar mungil hari pelan-pelan dia turunkan bermula bahunya. Alan mengucapkan sesuatu yang balik membuat gelak isteriku pecah. Kemuadian dia memegang lengan Dayu dan menariknya bersetuju ke di cairan diantara kedua pahanya. Brengsek, umpatku di hati. Apa Alan sudah membuat isteriku menyentuh gagang penisnya?

Dayu memekik terkejut di awalnya melalui balik dia tertawa. Dia konstan membiarkan tangannya berada di di air, melalui mulailah terlihat dia menggerakkan tangannya. Kembali Alan mengucapkan sesuatu dan Dayu tertawa lagi, melalui dia angkut tangannya bermula di cairan dan menurunkan rami penahan penutup dadanya yang 1 berulang bermula bahunya. Dia memandang sekilas kearahku, dan saya terdiam tidak beriktikad diri bergerak. Aku absolut sudah membuatnya serius apabila saya berulang tertidur lenyak akibat kamar mungil hari dia menoleh balik di Alan.

Penutup dadanya kini hanya bergantung ditahan hanya sama buari bundar payudaranya saja. Alan kini memandanginya minus sungkan-sungkan berulang dan mengobrol dengan padat semangat. Aku tidak tahu apa yang pusat dia ucapkan, tapi melihat isteriku yang terlihat melakukan setiap apapun yang Alan pinta, itu absolut sebuah paduan perfek bermula sebuah humor dan rayuan. Beberapa detak berikutnya balik lengan Dayu bersetuju ke di air. Kali ini dia terlihat menahan nafas. Apapun yang dia menggengam di di cairan tersebut, itu membuatnya terkesan. Alan tertawa dan membisikkan sesuatu yang membuat gelak Dayu bertambah terkeping keping dengan kerasnya.

Kembali Dayu mengangkat tangannya bermula di cairan kamar mungil hari meremas kedua lengannya rapat-rapat. Belahan buari payudaranya terangkat sedikit, layak bakal membuat penutup dadanya sececah bertambah mendarat lagi, membuat putingnya kini terekspos di hadapan alat penglihat Alan. Putingnya yang merekah terlihat amat berlimpah solid dan mencuat menggiurkan bermula bundar kenyalnya payudaranya yang indah.

Menyaksikan perihal itu membuatku amat berlimpah terkejut sekalian merasa bara birahiku berkobar hebat, gagang penisku direk tebangun dan ereksi penuh. Aku tidak dapat percayai apabila isteriku sudah mengekspos dirinya dihadapan seorang lelaki bagai itu, dan saya tidak dapat beriktikad apabila diriku seorang awak merasa terangsang akibat melihat peristiwa tersebut. Apa yang keliru dengan diriku?

Alan amat berlimpah menikmati waktunya memantau keindahan buah dada Dayu bakal bebeapa waktu, kamar mungil hari dia membungkuk mendekat ke jurusan Dayu dan membisikkan sesuatu di telinganya. Dayu tertawa ganjen dan balik tangannya bergerak bersetuju ke air. Keduanya bungkam tidak berbicara bakal beberapa detak sedangkan lengan Dayu bergerak ke atas mendarat di di air. Terlihat jelas apabila Dayu pusat mengocok gagang zakar Alan. Beberapa detak kamar mungil hari Dayu menoleh ke arahku dengan ragu-ragu. Aku serius andaikan dia melihatku bergerak, lewat dia bakal direk menghentikan apapun yang pusat dia lakukan itu, tapi saya konstan bungkam tidak bergerak. Aku merasa seberapa mega rasa cemburu di dadaku, lewat sebesar itu balik keinginanku bakal melihat apa yang bakal terjadi berikutnya.

Setelah memastikan apabila saya berulang konstan tertidur, Dayu mendarat bermula tepian tengki melalui bersetuju ke di air. Sekarang dia berdiri berhadapan dengan Alan, penutup dadanya melekat diperutnya. Kedua tangannya balik bersetuju ke di cairan melalui keduanya nampak sececah menggeliat bakal beberapa saat. Aku hanya sanggup menebak apa yang pusat mereka lakukan senggat lancingan renang Alan tiba-tiba aja kelihatan bermula di cairan disamping tubuhnya. Dayu sudah melepaskannya!

Keduanya tertawa berbarengan, melalui balik Dayu memasukkan tangannya kedalam air. Nafas Alan start terlihat bobot dan tatapan matanya terpaku di buah dada ayu hak isteriku. Dayu hanya tertawa ganjen atas tatapan alat penglihat Alan di payudaranya tersebut dan apalagi beberapa kali nampak dia sececah menggoyangkan dadanya bakal memberikan sececah tontonan di Alan.

Dayu start menggerakkan tangannya ke atas mendarat dengan kencang dan semakin bertambah cepat, selagi itu Atatapan alat penglihat Alan tidak sudah terlepas bermula buah dada isteriku. Tiba-tiba Alan memejamkan matanya rapat-rapat dan menggigit tepi bawahnya. Dayu melihat ke mungil dan menatap cairan seakan terhipnotis detak Alan start menggelinjang. Setelah beberapa detak dia berhenti menggelinjang dan membuaka matanya kembali. Lalu Alan membisikkan sesuatu padanya yang membuat Dayu menjerit dengan nada ganjen geram dan mendorong Alan menjauh. Alan tertawa dan menggenggam lancingan renangnya, sedangkan Dayu memakai penutup dadanya kembali.

Aku sudah tidak serius berulang apakah yang sanggup membuatku terkejut lagi, menyaksikan isteriku memasturbasi lelaki beda didepan mataku ataukah kenyataan bahwa tidak tersedia seorangpun yang memperhatikannya. Melihat sekeliling, kusaksikan begitu berlimpah anak adam yang sama-sama mencumbu, dan saya rasa mereka berdua merasa amat berlimpah serius apabila tidak tersedia seseorangpun yang memperhatikan apa yang mereka perbuat. Aku bertanya apabila diriku berulang seorang lelaki lugu dan ortodoks berulang sekarang, benarkah begitu? Benakku menjawab, masih, bakal tetapi gagang penisku yang ereksi berkata tidak.

Setelah setengah pukul berikutnya, Kristin berdiri, berulang bertelanjang dada mengumumkan bahwa saatnya bakal beranjak ke pantai sudah tiba. Perusahaan sudah menyewa beberapa van bakal mengangkut segala anak adam disana dan tidak memperbolehkan memakai mobil sendiri.

Aku pura-pura terkini bangkit bermula tidurku detak Dayu berjalan mendekatiku. Dia berulang kira mabuk, andaikan tidak bakal dikatakan teler dan kuputuskan bakal melihat apakah dia bakal mengungkapkan semuanya. “Ada yang terjadi berulang detak saya tertidur?”
“Tak begitu banyak, sayang,” jawabnya.
“Ada berulang yang mencuri terlepas penutup dada?” desakku.
“Kenapa?” pertanyaan istriku dengan nada menggoda. “Apa awak kepingin tangkap bunyi mengenai itu?”
“Mungkin,” jawabku, biarpun dengan kiat penyampaiannya itu membuatku terdengar amat berlimpah kepingin mendengarnya.
“Well, tidak tersedia berulang yang mencuri terlepas penutup dada, tapi Alan berulang kepingin melihat payudaraku dan dia lantas merajuk. Jadi kupikir dia juga sudah melihatnya, saya memberinya sececah ekstra lagi.”
“Oh,” jawabku.
“Jadi kuturunkan sececah penutup dadaku dan membiarkan dia melihatnya. Tapi hanya itu saja. Tak masalah kan sayang? Kamu tidak geram padaku akibat sudah memperlihatkan payudaraku pendek di kawan priaku?” jawabnya dengan nada merajuk.
“Aku rasa begitu…” jawabku datar. Aku berulang membayangkan dia memasturbasi Alan.

Kami mengemasi tuala kami dan kamar mungil hari berjalan mengikuti yang beda mengarah ke wilayah parkir. Kami bersetuju ke di van yang segala anak adam di dalamnya tidak kukenal melalui mulailah kami beranjak mengarah ke pantai. Jalanan yang dilalui amat berlimpah jelek dan membuat van yang kami tumpangi terlonjak-lonjak, bakal tetapi saya tidak begitu merasakannya akibat saya pusat inti di cara bakal mengingat apa yang kusaksikan di Dayu dan Alan tadi.

Saat berasal di pantai, kuperhatikan apabila perusahaan juga sudah mengeset sebuah erena bakal permainan bal voli sempurna dengan net-nya dan kencang aja Kristin dan Nana sudah berinisiatif bakal memuali sebuah pertandingan. Kuputuskan bakal roboh diatas batu halus aja dan melihat, berusaha bakal menata perasaan dan melegakan himpitan di dada, sedangkan Dayu direk bergabung di permainan. Kedua team terbelah di kubu perempuan dan pria. Sebenarnya pertandingan tersebut menyenangkan bakal disaksikan akibat para pemainnya ternyata layak ahli dan juga akibat para perempuan terlihat begitu menawan detak melompat di balutan bikini mungil mereka. Seiring jalannya pertandingan, hawa semakin bertambah panas, kata-kata jorokdan ejekan padat sendau gurauan lantas bersahutan.

Sekarang tibalah saatnya belah isteriku bakal serve. “Siap-siap guys, kali ini kalian ak bakal dapat mengemblikan!” teriaknya.
“Kamu bakal bertaruh bakal penutup dadamu?” jerit Eddie membalas.

Langsung terdengar bising mungil bunyi menyambut bermula para penontonnya. Dayu terdiam beberapa saat, mimik wajahnya menggambarkan air muka yang amat berlimpah seksi kamar mungil hari ibamenyahut, “Kalau awak tidak dapat mengembalikannya, awak mesti melepas celanamu!”
“Ok, tapi itu tidak bakal terjadi sayang!” menjawab Eddie.

Dayu merespon dengan melempar bal ditangannya tinggi-tinggi dan mengirimkan sebuah serve yang amat berlimpah kuat. Aku tidak serius berapa berlimpah kawan kerjanya yang tahu, apabila dia detak khotbah dulu termasuk andalan di team bal voli. Bola tersebut mengarah amat berlimpah sesuai dengan yang dia inginkan, mendarat dengan tajem diantara 2 pemain yang amat payah.

Para perempuan bersorak menyambutnya sedangkan para lelaki terlihat menepuk kepalnya seraya mengerang kesal. Eddie bersiul dan menghadap ke jurusan Dayu, kamar mungil hari mencengkeram celananya kamar mungil hari menurunkannya. Batang penisnya tidak sepanjang hak Dave bakal tetapi jauh bertambah besar. Benar-benar layak mega bakal memanggil siulan dan teriakan bermula para wanita. Dayu menatapnya dengan seringai birahi tergambar di wajahnya. Belum sudah diamenatap abang penisku dengan air muka bagai itu sebelumnya.

Dayu bersiap bakal serve berikutnya dan berteriak di seorang lelaki yang tidak kukenal, “Hey, Don! Mau bertaruh yang sama juga?”
Doni melihat ke jurusan Eddie, melalui beralih ke dada isteriku dan kamar mungil hari menjawab, “Tentu saja!”

Dayu memberikan sebuah serve padat daya lagi, bakal tetapi kali ini para lelaki sudah bertambah tersedia menyambutnya. Salah seorang lelaki melompat menyambut datangnya bola, bal tersebut melayang layak jangkung belah Dave bakal menyambutnya dengan smash yang keras. Para perempuan terlihat terkejut dengan serangan tersebut, dan begitu bal mendarat licin diatas pasir, para lelaki berteriak menyambutnya, “Lepas! Lepas!”

Dayu menutup wajahnya dengan kedua tapak penyangga tanganna, dia tertawa malu, melalui tangannya bergerak kebelakang tubuhnya bakal melepaskan penutup dadanya. Dia menahannya didada bakal beberpa saatdan kamar mungil hari melepas tekstil penutup dada tersebut ke samping. Payudara bundar indahnya yang dihiasi putting ahmar mencuat terpampang jelas minus penghalang lagi. Para lelaki start bersiut dan berteriak menyambutnya, sedangkan Dayu jelas memerah wajahnya dan tertawa.

Dayu memainkan bekas pertandingan dengan bertelanjang dada, membuat segala anak adam mendapatkan sebuah tontonan indah. Setiap kali dia berlari maupun melompat bakal mengembalikan bola, payudaranya bakal memantul dengan seksi. Kuperhatikan segala pangkal paha para lelaki terlihat menonjol akibat ereksinya melihat segala gerakan isteriku, khususunya Eddie.

Tak lamban kamar mungil hari game tersebut berakhir dengan kemenangan dipihak team isteriku. Dayu dia berjalan memungut penutup dadanya, tapi tidak memakainya kembali. Lalu dia berjalan menghampiri Eddie, yang terkini aja mengambil celananya. Kuamati dia kira meregangkan punggungnya ke belakang, membuat payudaranya bertambah menonjol kedepan. Mereka start mengobrolkan sesuatu, dan kuperhatikan pandangan isteriku bertambah kerap tertuju di gagang zakar besarnya Eddie dan alat penglihat Eddie seakan juga tidak bakal terlepas bermula dada isteriku.

Eddie mengucapkan sesuatu, melalui mendorongkan gagang penisnya kearah isteriku. Dayu tertawa ganjen dan menggelengkan kepalanya, tapi pandangannya tidak beralih bermula gagang zakar tersebut. Eddie konstan di posisinya, tidak bergerak dan setelah beberapa lamban lengan isteriku menggapai ke hadapan dan menggenggam gagang zakar hak Eddie. Dia memeganginya sejenak, kamar mungil hari dia sececah menggoyangkannya dan dia tertawa senang.

Eddie juga tertawa, kamar mungil hari tangannya terjulur kedepan dan menarik disitribusi hadapan bermula tekstil penutup pangkal paha yang dipakai Dayu. Dia membungkuk kedepan bakal mengintip ms.v isteriku, sedangkan Dayu menjerit perasaan aib bakal tetapi tidak berusaha menghentikannya.

Tiba-tiba aja Eddie menyentakkannya mendarat senggat ke pergelangan penyangga isteriku. Dayu menjerit, membuat segala anak adam menoleh ke arahnya dan menyaksikan vaginanya yang dihiasi rambut tercukur apik terekspos penuh. Tubuh ayu isteriku sudah bugil seutuhnya sekarang, dan air muka malunya semakin membuatnya terlihat amat berlimpah cantik.

Dengan kencang Dayu menaikkan penutup badan bawahnya dengan diiringi sorakan para pria, bakal tetapi dia tidak memakai balik penutup dadanya. Matahari sudah start beranjak ke peraduannya sekarang, melalui Kristin meminta segala anak adam bakal balik ke resort, semuanya diminta bakal berkumpul balik di hot tub pukul 10 nanti.

Kami start berkemas dan berjalan mengarah mobil, kami berjalan dengan terlepas dan detak kami berasal ke ajang parkir, yang tersisa hanya sebuah mini-van mungil dan anak adam yang berulang tersedia berjumlah 8 orang. Iseriku merupakan satu-satunya perempuan dikelompuk ini dan lelaki yang kukenal di kubu ini hanyalah Gary dan Dave. Garry ke atas ke bangku pengemudi dan menyuruh kita segala bakal kencang bersetuju ke di mobil.

Barusaja saya bakal menyuruh isteriku supaya bersimpah di bangku belakang, bakal tetapi Dave yang berada dikursi hadapan berkata, “Hey, Dayu, bersimpah disini saja, kupangku! Biar semuanya cukup.”

Dayu sama sekali tidak melirikku bakal meminta persetujuan. “Oke,” dia tertawa manja, “Tapi jangan macam-macam!” Kemudian dia ke atas ke pangkuan Dave, dengan berulang hanya memakai penutup badan bawahnya saja. Para lelaki yang lainnya dengan kencang sama-sama berebut naikke bangku tengah, membuatku terpaksa bersimpah jauh dibelakang.

Semua anak adam eksepsi saya dan Gary sudah di perihal layak mabuk. Aku bersimpah dibelakang, disamping seorang lelaki yang keadaannya sudah teler berat, dan berbicara mengenai melampung bal dengan bunyi yang amat berlimpah keras. Semua anak adam nampak asik dengan tema yang diangkat lelaki ini, beres tersedia 4 anak adam lelaki yang teler sama-sama jerit 1 sama lainnya di mini-van ini.

Aku tidak begitu kepingin iring bersetuju di pembicaraan mereka, akibat saya kepingin pemfokusan mengawasi isteriku yang berada di depan. Aku tidak bakal Dave mengambil kesempatan dlam kedudukan ini. Sudut pandangnku amat berlimpah minim menguntungkan dan saya mesti membungkuk ke hadapan bakal dapat melihat apa yang terjadi dikursi depan.

Pada awalnya kulihat isteriku nampak bersandar ke badan Dave di belakangnya, yang berusaha memasang ikat pinggang pengaman ke badan mereka berdua. Itu membuatnya mesti meraih kedepan dan tangannya menyentuh buah dada Dayu karenanya. Dave melakukannya bertambah lamban bermula yang seharusnya, tapi Dayu hanya membiarkannya saja.

Kami start memasuki jalanan yang jelek, membuat mini-van ini melompat-lompat dan yang berada didalamnya terguncang. Ditengah guncangan yang terjadi itu kuamati lengan Dave yang semula berada di dada Dayu bergeser ke pahanya. Keduanya asik mengobrol dan tertawa-tawa, tapi akibat keberadaanku di kamar mungil dan ditambah balik marak bising para lelaki teler ini yang membicarakan melampung bal dengan sura yang solid membuatku dapat mendengar apa yang pusat dibcarakan Dayu dengan Dave.

Satu bermula lelaki teler ini menoleh padaku dan bertanya mengenai team melampung boal favoritku. Aku berusaha bakal tetapa inti di peristiwa di bangku depan, tapi saya tidak kepingin menarik perhatian para lelaki teler ini. Jadi kujawab pertanyaaan lelaki tersebut dan start bersetuju di perbicangan mengenai melampung bal ini. Jalanan yang kami lalui bertambah semakin parah, dan saya mesti rumit capek melindungi posisiku supaya konstan konsisten dan di perbincangan tersebut.

Saat akhirnya saya dapat melirik ke jurusan hadapan lagi, keperhatikan Dayu dan Dave sudah tidak memakai ikat pinggang pengaman lagi. Tak tersedia yang kelihatan aneh. Tangan Dave berulang berada dipinggang isteriku, biarpun kini kedudukan bersimpah Dayu kira bertambah ke atas di pangkuan Dave dan terguncang ke atas turun. Kupikir guncangan tersebut disebabkan sama buruknya perihal jalan, bakal tetapi detak mobil berhenti dilampu merah, kuperhatikan badan Dayu konstan bergerak ke atas turun. Aku tidak dapat melihat air muka keduanya dan tiba-tiba aja sebuah kecurigaan bejat menyergap otakku, barangkali detak ini Dave berulang menyetubuhinya. Kecurigaanku semakin mega detak kuamati mereka berdua sama sekali bungkam tidak sama-sama bicara.

Disisa perjalanan saya membungkuk ke hadapan dan memantau badan isteriku terayun ke atas turun, menerka-nerka mengenai kemungkinan kemungkin yang terjadi dikursi depan. Setelah sekitar 2 puluh menitan, mobil berbelok jurusan dan sudah jelas resort di depan.

Aku yang amat terakhir beranjak bermula di mobil dan saya bergegas menyusul Dayu yang sudah berjalan didepan bersama Dave dan Gary. Saat akhirnya saya berhasil menyusulnya, kuperhatikan apabila wajahnya jelas memerah dan dia sececah berkeringat.

“Hey,” kataku, detak segala lelaki sudah berjalan menjauh didepan. “Apa yang sudah terjadi dikursi hadapan tadi?”
“Apa? Apa yang sudah awak lihat?” tanyanya, terdengar terkejut bakal tetapi juga bersemangat.
“Aku tidak dapat melihat, tapi kuperhatikan apabila Dave terlihat amat berlimpah menikmati keadaannya,” jawabku mencoba berkilah.
“Jangan marah, sayang, kami hanya bercandai saja,” dia start menjelaskan. “Dave lantas mengeluh mengenai celananya yang amat berlimpah sesak, beres saya menyuruhnya bakal menurunkannya sececah apabila dia mau. Sebenarnya saya hanya bercandai dan bermaksud menggodanya saja. Aku tidak bermaksud supaya dia benar-benar melakukannya, tapi dia sungguh-sungguh melakukannya. Andai aja awak melihat bagaimana gagang penisnya benar amat berlimpah mega ” terangnya dengan bunyi alun alun bakal tetapi punuh gairah
“Sayang, gagang penisnya itu benar besar. Aku menggeseknya dengan pantatku beberapa saat. Lalu dia sepertinya menarik penutup badan bawahku kesamping dan kepala penisnya menyelinap bersetuju ke di tepi vaginaku begitu saja. Aku rasa itu tidak sengaja. Dan awak tahu perihal jalannya yang amat berlimpah akut kan? Tubuhku beres terangkat ke atas mendarat dan itu membuat gagang penisnya semakin bersetuju bertambah dalam, senggat akhirnya… awak barangkali tidak beriktikad sayang, gagang penisnya beres bersetuju semuanya! Tapi terkini pendek aja saya merasakan vaginaku terisi penuh, mobilnya menghantam gundukan yang mega dan gagang penisnya beres tercabut beranjak begitu saja, melalui kubetulkan berulang penutup badan bawahku dan selesai, itu saja.”

Ekspresi wajahnya beres bergairah dan menghiba disaat yang bersamaan. “Tak masalah kan sayang? Bukan masalah mega kan? Ini benar-benar kecelakaan dan lagipula dia tidak mencapai keluar.”

Aku sama sekali tidak sanggup bicara. Isteriku sudah berterus kentara dengan amat berlimpah jelas apabila dia terkini aja menyetubuhi seorang pria. Tapi apa yang dapat kuperbuat? Aku tidak barangkali membuat keributan mega di resort ini, di hadapan segala orang.

“Yah… apabila dia tidak mencapai keluar, kurasa itu tidak maslah,” akhirnya jawabku lirih.
“Kamu benar tunjangan yang amat berlimpah pengertian sayang!” teriaknya bahagia seraya memelukku. “Ayo, kita geledah sesuatu bakal santap malam!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar